Selasa, Agustus 24, 2010

Perut

Mencari yang haram aja susah, apalagi yang halal” begitulah kira-kira pernyataan yang sering kita dengar terkait dengan masalah kebutuhan sehari-hari yang notabene adalah asupan perut kita. Demi perut manusia saling sikut, jegal sana-sini, korupsi, tipu kanan-tipu kiri, mencuri, merampok, semua hal dilakukan bahkan rela mati demi tuntutan kebutuhan perut. Sehingga wajar bila seorang tokoh sosialis-komunis, Karl Mark berpendapatfaktor penyebab munculnya berbagai pertentangan dan kekacauan di antara sesama manusia adalah hal-hal yang berhubungan dengan perut”.

Kenapa masalah perut begitu rumit? Mengapa hanya untuk memenuhi penampung 1 liter makanan saja harus melanggar ketentuan-ketentuan yang telah digariskan oleh Allah SWT?
Fitrah Manusia
Pada dasarnya perut merupakan satu bagian dari bagia-bagian tubuh manusia, Seperti anggota tubuh lainya, perut mempunyai peran penting, organ yang satu ini selain tempat menampung dan mencerna makanan, juga menjadi tempat terjadinya metabolisme tubuh.
Secara fungsional seperti itulah tugas perut kita, sebagai tempat untuk memproses makanan sehingga makanan bisa diserap dan mampu dimanfaatkan oleh organ-organ tubuh kita yang lain.
Namun, bila kita cermati lebih mendalam, organ yang satu ini sangat aneh, kendati berdiameter kecil, tetapi bila kemauannya senantiasa dituruti, maka seluruh isi dunia ini akan pula ditelan habis.
awalnya hanya mencari sepiring nasi, lalu keinginan menyimpan untuk hari esok, meningkat lagi ingin menimbun untuk hari tua, bahkan keinginan mewariskan untuk anak keturunan hingga generasi ke-7.
Tak ayal berangkat dari perut ini muncullah ideologi kapitalisme dan imperialisme, manusia menguasai manusia, manusia memperbudak sesamanya. Dari dahulu hingga detik ini.
Karena tak terbatasnya “bahasa perut” ini, lebih dari 30 ayat dalam al-Qur’an menyebut pentingnya umat Islam menjaga dan memperhatikan makanannya. Islam menginginkan agar kaum muslimin sebagai umat terbaik tetap terpelihara.
Maka dari setiap suap makanan yang masuk kedalam perut mereka, diharapkan menambah kebaikan dan kemuliaannya. Hasilnya adalah ketakwaan dan amal sholeh. al-Qur’an menjelaskan diantaranya,”Hai orang-orang yang beriman! Makanlah diantara rezeki yang baik-baik kami beikan kepadamu dan bersyukurlah kepada Allah, jika benar-benar hanya kepada-Nya kamu menyembah.”(al-Baqoroh[2]: 172.
Allah memberikan tuntunan yang demikian detil karena keinginan perut kerap melampui batas. Maunya aneh-aneh, inginnya berpetualang ke penjuru rasa, jenis dan jumlahnya pun kalau bisa tidak terbatas.
Dalam kitab Minhaj al-'Abidin, Imam Ghazali mengingatkan agar seorang Muslim mampu menjaga perutnya, terutama dari dua hal ini. Pertama, dari semua perkara yang haram dan syubhat. Kedua, dari berfoya-foya atau berpuas-puas diri meskipun dari perkara yang halal.
Larangan pertama harus dijauhi, karena dalam Islam pemakan barang haram diancam dua keburukan besar. Pertama, siksa api neraka. Firman Allah, ''Sesungguhnya orang-orang yang memakan harta anak yatim secara zalim, sebenarnya mereka itu menelan api sepenuh perutnya dan mereka akan masuk ke dalam api yang menyala-nyala (neraka).( An-Nisa' [3]: 10).
Kedua, ibadah dan kebaikannya tertolak (mathrud). Hal ini karena Allah SWT adalah Allah Yang Mahasuci. Ia tidak akan menerima kecuali hamba-Nya yang suci. Pemakan barang haram, karena kotor tak mungkin mendapat ridha Allah, meski ia beribadah siang dan malam. Sabda Rasulullah SAW, ''Siapa makan barang haram, maka Allah tidak akan menerima semua ibadahnya, wajib maupun sunat.'' (HR Dailami)
Larangan kedua, berfoya-foya atau berpuas-puas diri harus pula dijauhi karena hal ini mengandung keburukan-keburukan yang amat banyak. Imam Ghazali menyebutkan sepuluh keburukan. Di antaranya, hati orang yang berbuat berfoya-foya menjadi keras dan mati. Ibarat tanaman, kalau terendam banjir, ia pasti mati. Berikutnya, ia cenderung lapar dan cenderung melakukan hal-hal yang dilarang oleh Allah. Berikutnya lagi, ia cenderung malas beribadah. Karena terlalu kenyang, ia menjadi berat hati dan malas melakukan kebaikan-kebaikan.
Dengan Puasa
Saat ini kita berada dalam bulan suci Ramadhan, Ramadhan disebut dengan syahr Tarbiyah, bulan pendidikan, atau bulan pelatihan, yaitu mendidik dan melatih manusia untuk mampu mengendalikan diri (nafsu)-nya.
Secara umum, para fuqaha mendifinisikan bahwa puasa adalah kegiatan menahan diri dari makan, minum dari mulai terbit fajar hingga terbenam matahari. Jadi konsep dasar puasa memang untuk perut. Bukan berarti mengenyampingkan yang lain, sebab jika hal ini tidak bisa dikendalikan, maka nafsu selainnya juga tidak akan terkendali ketika berpuasa. Seperti seseorang yang mampu menahan pandangannya ketika puasa, sementara ia tidak mampu menahan perut, seperti makan, minum, jelas puasanya batal.
Semoga puasa yang kita lakukan dapat memberikan kekuatan kepada kita untuk senantiasa mampu mengendalikan nafsu perut sesuai dengan perintah Allah, bukan hanya ketika berpuasa tetapi dalam setiap langkah kita menelusuri jalan pendek di dunia ini, sebagai langkah awal untuk senantiasa menyucikan diri.

Jumat, Juni 18, 2010

AWAS !, PIALA DUNIA, ‘MENENDANG’ PALESTINA



Terhitung semenjak tanggal 11 Juni 2010, pesta sepak bola piala dunia telah dimulai. Hampir semua sorot mata manusia, memfokuskan perhatian pada ‘hajatan’ empat tahunan ini, tak terkecuali mereka yang negaranya tidak lolos untuk mengikuti kompetisi, Indonesia, misalnya. Mereka larut dalam pesta bola, mendukung Negara yang mereka unggulkan, sekalipun harus bergadang hingga larut malam.Selain itu, media masapun ikut berperan aktif dalam ‘memprovokasi’ mereka agar tidak mengalihkan perhatian pada piala dunia, yang kali ini diselenggarakan di Afrika Selatan.

Hal itu dibuktikan dengan dimuatnya berita-berita seputar piala dunia di halaman utama. Terlebih lagi, ketika yang mengalami kekalahan/imbang adalah tim-tim unggulan semacam Inggris, bahasa yang digunakan semakin provokatif, sehingga para penikmat berita, semakin penasaran dibuatnya, yang kemudian menimbulkan keinginan untuk selalu mengamati dan mengamati proses jalannya pertandingan demi pertandingan. Tidak cukup di situ, yang dijadikan tema sentral dalam setiap bahasan, diskusi di warung, tempat umum adalah hal-hal seputar bola. Fenomena macam ini tentu saja sangat mengkhuatirkan, terkhusus terhadap permasalahan politik dunia yang sedang berkembang, terutama di Palestina. Sebagaimana telah jamak diketahui, di tengah-tengah kehidupan yang -katanya- sarat akan demokratis ini, nun jauh di sana, terdapat sebuah negeri yang masih mengalami penindasan/penjajahan oleh zionis Israel, yaitu Palestina. Jutaan warga negaranya setiap saat bisa terancam. Kasus penyergapan kapal Mavi Marmara beberapa waktu lalu, sempat membuka mata dunia, betapa Israel sejatinya bersikukuh untuk memusnahkan negeri para Anbia’ ini dari peta dunia, hatta para relawan misi kemanusiaan yang membawa bahan bantuan, pun harus disergap dan dizarah isi kapalnya. Sungguh sangat memilukan!.Kalau saja para masyarakat dan media masa dunia lebih terpesona dengan menyajikan berita seputar piala dunia, dan ‘menganaktirikan’ berita yang ada di Palestina, bisa jadi para zionis Israel secara diam-diam mengadakan makar untuk menyerang/membantai para warga di sana (Gaza), sedangkan kita tidak mengetahui gelagat tersebut, dikarenakan terperdaya oleh hiruk-pikuk gemerlap piala dunia. Alhasil, palestina merana (tanpa sepengetahuan kita), sedangkan kita sendiri asyik menonton piala dunia seraya berteriak “goal!”, ketika bola bersarang ke salah satu gawang salah satu kesebelasan. Tentu saja kita (umat Islam) tidak menghendaki peristiwa ini akan terjadi. Tapi, hal ini bukanlah suatu yang mustahil, di tengah sorotan media internasional saja, mereka (Israel) berani membajak kapal misi kemanusiaan untuk Gaza yang terdiri dari 700 relawan dari 50 negara, apa lagi, dalam situasi saat ini, media masa dan masyarakat dunia tengah ‘konsentrasi’ memperhatikan perhelatan piala dunia. Tragedi bombarder yang dilakukan oleh Israel di Gaza, pada penghujung 2008 silam, juga bisa dijadikan bukti lain, yang mengharuskan kita untuk berantisipasi akan terjadinya pristiwa berdarah untuk yang kesekian kalinya.
Sebab itu, janganlah kita lalai untuk memperhatikan urusan kaum muslimin di sana (Gaza), hanya karena bola. Dan iringilah mereka dengan do’a, (sebuah upaya minimal) agar Allah membebaskan mereka dari cengkraman musuh-musuh, zionis Israel, dan sekutu-sekutunya, sehingga lahirlah negara Palestina yang berdaulat, makmur, dan sejahtera. Ingat ancaman Rosulullah, bahwa siapa saja yang tidak pernah memikirkan perkara-perkara kaum muslimin, maka mereka bukanlah termasuk dari golongan agama ini (Islam). Wallahu’alam bis-shawab

Selasa, Mei 11, 2010

Indonesia Menuju Kehancuran

Pemilihan Bupati (Pilbup) yang akan diadakan oleh beberapa daerah di Indonesia sudah semakin dekat. Bursa pemilihan calon pemimpin tingkat kabupaten ini mulai di ramaikan oleh para Calon Bupati (cabup) dan Calon Wakil Bupati (cawabup) dari berbagai latar belakang dengan kendaraan Partai Politik (parpol) masing-masing.
Naifnya, di beberapa daerah, ada beberapa partai politik justru mengusung cabup dan cawabup dari kalangan artis seronok erotis. Sekedar menyebut nama mereka adalah Julia Perez cawabup Pacitan, Inul cabup Malang, dan Ayu Azhari cawabup Sukabumi bahkan Maria Eva yang pernah tersandung kasus ‘Video mesum” menjadi cabup kabupaten Tanah Karo.

Terpilihnya mereka menjadi cabup ataupun cawabup bukanlah tanpa alasan, mengingat satu sisi parpol sudah berkali-kali mencalonkan atas dasar kualitas, namun tetap gagal. Kenyataan inilah yang membuat parpol bingung dan berpikir ulang bahkan mereka menjadi cenderung pragmatis dengan memilih figur yang telah dikenal masyarakat, dan pilihannya jatuh pada artis atau selebritis.
Pragmatisme politik dengan memilih calon pemimpin hanya mengutamakan popularitas jelas tidaklah benar. Mengingat dalam Islam memilih pemimpin adalah hal yang prinsip sehingga tidak bisa memilih pemimpin asal-asalan.
Al baqillani seorang tokoh pemikir politik Islam mensyaratkan bahwa pemimpin haruslah yang terbaik diantara yang ada. Artinya, seorang pemimpin itu haruslah orang yang memiliki kompetensi dalam bidang kepemimpinan juga memiliki akhlak yang terbaik diantara yang lain.
Kasus pengangkatan artis seronok erotis menjadi cabup dan cawabup di beberapa daerah di Indonesia jelas sebuah kesalahan, karena bukan hanya mereka itu adalah wanita, tetapi mereka juga tidak memiliki kompetensi dalam bidang kepemimpinan bahkan mereka memiliki latar belakang artis seronok, porno yang sangat tidak patut untuk dijadikan uswah.
Jika mereka benar-benar terpilih menjadi bupati atau wakil bupati di daerahnya masing-masing maka dampak yang harus kita waspadai adalah tren parpol mengangkat artis seronok erotis bahkan bintang porno akan semakin menjadi-jadi. Sehingga bukan mustahil suatu saat bursa penilihan calon pemimpin di negeri ini diramaikan oleh mereka yang termasuk dalam golongan orang-orang popular tetapi tidak memiliki kapabilitas dalam memimpin. Sehingga bukan mustahil jika Indonesia kedepan akan menuai kehancuran.
Rasulullah SAW berabda; barang siapa yang menyerah suatu urusan bukan pada ahlinya maka tunggulah kehancurannya.

Translate

English French German Spain Italian Dutch

Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

Shoutbox

Hidayat. Diberdayakan oleh Blogger.

Recent Comments

 

Copyright © 2009 Fresh Themes Gallery | NdyTeeN. All Rights Reserved. Powered by Blogger and Distributed by Blogtemplate4u .