Tampilkan postingan dengan label Resensi. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Resensi. Tampilkan semua postingan

Selasa, November 03, 2009

Meluapnya API kebenaran Sejarah Indonesia.

Judul :API SEJARAH Buku yang akan Mengubah Drastis Pandangan Anda tentang sejarah Indonesia
Penulis : Ahmad Mansur Suryanegara
Penerbit : Salamadani Pustaka Semesta
Tebal : 584 Halaman.
Cetakan I : Juli 2009
Sejarah sebagai salah satu cabang Ilmu Sosial perlu mendapatkan perhatian serius dari Ulama, Santri serta Umat Islam Indonesia. Banyak karya sejarah Islam Indonesia dan Dunia Islam Umumnya, yang beredar disekitar kita. Namun, banyak pula isinya sangat bertentangan dengan apa yang di perjuangkan oleh Rasulullah, sahabat, khalifah, wirausahawan, ulama, waliyullah, dan santri, serta umat Islam. Apalagi dengan adanya deislamisasi sejarah indonesia, peranan ulama dan santri, serta umat islam di dalamnya ditiadakan. Atau tetap ada, tetapi di maknai lain.

Sebagai contoh, Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) yang kita peringati setiap tanggal 2 Mei, kabarnya diambil dari hari lahir Ki Hadjar Dewantara, pendiri Taman Siswo, 1922 M, yang pada awalnya merupakan perkumpulan kebatinan Seloso Kliwon, kalau ini benar, mengapa bukan hari lahir K.H. Achmad Dachlan pendiri Persjarikatan Moehammadijjah, 18 November 1912 M, sepuluh tahu lebih awal dari Taman Siswo, 1912. dan lagi pengaruhnya lebih meluas di seluruh kota di Nusantara, hingga saat ini persjarikatan Moehammadijjah yang sekarang kita kenal dengan Ormas Islam Muhammdiyyah berkembang menjadi salah satu ormas islam terbesar di Tanah air . Akibat deislamisasi penentuan Hardiknas, menjadikan K.H. Achmad Dachlan dan Persjarikatan Moehammadiyyah tidak terpilih sebagai tidak terpilih sebagai pelopor pendidikan Nasional.
Contoh lain, tentang masalah waktu masuknya Islam ke Indonesia, semestinya terjadi pada abad ke-7 M. Ternyata dituliskan sangat jauh berbeda waktunya. Diundur hingga abad ke-13 M, dan tidak hanya masalah waktu, tetapi juga dituliskan oleh Orientalis kehadiran Islam ditengah bangsa dan negara Indonesia dinilai mendatangkan perpecahan. Karena Islam dinilai banyak menimbulkan banyak kekuasaan politik islam atau kesultanan yang tersebar di seluruh nusantara, sehingga Imperialis Barat menemui kesukaran untuk menguasai Nusantara Indonesia, walaupun kekuasaan politik atau keradjaan Hindoe dan boeddha, tidak terdapat diseluruh pulau Nusantara Indonesia, tetapi ditafsirkan bangsa Indonesia saat itu mengalami zaman kejayaan dan keemasan.
Dan yang harus kita perhatikan lagi, bahwa, pelopor perlawanan terhadap penjajah Barat di Indonesia adalah Ulama atau Wali sanga dan para santrinya hingga Imperialis Barat; Kerajaan katolik Portugis dan kerajaan protestan Belanda selalu gagal untuk menguasai indonesia dengan politik Kristenisasinya, bukan keradjaan Hindoe-Boeddha, karena pada masa itu (1511 M-1619 M) kekuasaan politik Boeddha Sriwijaya dan Hindoe Madjapahit, keduanya sudah tiada.
API SEJARAH Buku yang akan Mengubah Drastis Pandangan Anda tentang sejarah Indonesia, berisikan fakta sejarah perjuangan Ulama dan Santri dalam menegakkan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Untuk standar karya sejarah buku ini kurang begitu mendetail, tetap tidaklah berhenti sampai disini. Para peminat sejarah pada penerbitan berikutnya, perlu menuliskan ulang dan melengkapinya.
Peristiwa yang terjadi ditengah bangsa indonesia hingga hari ini, hakiakatnya merupakan kesinambungan masa lalu yang telah diletakkan dasarnya oleh ulama dan santri, oleh karena itu, Wal tandhur nafsun ma qaddamat li ghad, Perhatikanlah sejarahmu untuk hari esokmu (QS 59:18), semoga Allah merahmati, memberkahi dan menunjuki kita semua.


Sabtu, September 26, 2009

“Liberalisasi Pemikiran Islam” Gerakan Pemikiran, penuh kerancuan

judul : Liberalisasi Pemikiran Islam (gerakan bersama missionaris, Orientalis, Kolonialis).

Penulis : Hamid Fahmy Zarkasyi

Penerbit : Center for Islamic and Occidental Studies (CIOS- ISID- Gontor).

Tebal : 123 Halaman



Kalau kita perhatikan Liberalisasi pemikiran keagamaan Islam yang akhir-akhir ini dianggap dan diklaim sebagai “Pembaharuan pemikiran keagamaan islam” ternyata tidak bersumber pada konsep-konsep ajaran Islam. Liberalisasi pemikiran itu ternyata bersumber dari paham-paham yang diusung dari pandangan hidup serta kebudayaan barat. Hal demikian akan nampak dengan jelas apabila kita memahami dengan baik tentang hakekat pandangan hidup barat yang menjadi sumbernya.

Karena setiap konsep, paham, sistem, dan bahkan ilmu pengetahuan dibentuk oleh pandangan hidup suatu bangsa atau agama. Sehingga menjadi suatu keharusan bagi kita sebagai seorang muslim memahami peradaban barat dengan melihatnya dalam perspektip Islam. Jika tidak kita akan kehilangan sikap kritis kita, kemudian pada akhirnya akan cenderung bersikap apresiatif yang berlebihan terhadap pandangan hidup barat tersebut.



Didalam buku ini penulis memaparkan fakta-fakta bahwa, akar dari liberalisasi pemikiran keagamaan islam itu berasal dari hasil adopsi terhadap pemikiran barat modern dan postmodern yang mengusung doktrin sekularisme, pluralisme dan feminisme,dan paham-paham yang serupa dengan itu. Namun karena paham-paham itu dijustifikasi dengan ayat-ayat Al-Qur’an dan Hadits-hadits yang ditafsirkan secara sepihak, maka seakan-akan merupakan pembaharuan dalam pemahaman keagamaan islam. Kemudian berikutnya proses penyebaran pemahaman ini dibantu dengan kendaraan lama yaitu tradisi orientalisme, Missionarisme dan kepentingan politik serta ekonomi kolonialisme yang menjadi sponsor dan donaturnya.

Buku yang diterbitkan oleh CIOS-ISID Gontor ini merupakan tambahan referensi bagi mereka yang memfokuskan studinya dalam bidang pemikiran islam dan buku ini juga sangat diharapkan keberadaanya oleh para da’i sebagai acuan untuk mencaunter sampah pemikiran (liberalisai pemikiran keagamaan islam) ini yang keberadaanya sangat berbahaya bagi aqidah umat islam.
Selain itu buku ini memiliki otoritas dalam membahas liberalisasi pemikiran keagamaan islam karena penulis buku ini ditulis oleh orang yang memiliki kompetensi dalam bidang pemikiran islam (Dr. Hamid Fahmy Zarkasyi M.A, M.Phil), ditambah dengan begitu kaya referensi yang dijadikan rujukan dalam penulisan buku setipis 123 halaman ini.dan kalau kita kalkulasi tak kurang dari 61 referensi untuk menguatkan argumentasi-argumentasi dalam buku tersebut.


Translate

English French German Spain Italian Dutch

Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

Shoutbox

Hidayat. Diberdayakan oleh Blogger.

Label

Afiliation (2) Artikel (19) Di balik Layar (1) Motivasi (1) Opini (7) Resensi (2) Teknologi (3) Tentang Saya (3) Tip dan Trik (3)

Recent Comments

 

Copyright © 2009 Fresh Themes Gallery | NdyTeeN. All Rights Reserved. Powered by Blogger and Distributed by Blogtemplate4u .